Melaksanakan Shalat Hingga Nafas Terakhir Kita

Oleh: Haji Moh. Ridwan 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Bagaimana Umar ibn Khatab R.A.meninggal? Dia ditusuk ketika sedang mengimami shalat subuh. Riwayatnya mengatakan bahwa Umar R.A. perutnya terluka sangat parah, perutnya bolong. Dan dia terbaring dan terus berdarah, dia berulangkali kehilangan kesadaran.

Kemudian ketika dia sedang berada dalam kondisi seperti itu, dia mendengar suara adzan. Dan dia mulai bangkit! Semua orang di sekitarnya terkejut “Tunggu dulu. Kau mau kemana?” Dia berkata “Aku harus pergi shalat. Sudah adzan!” Dan mereka berkata “Tapi kau sedang sekarat! Perutmu berlubang! Apa maksudmu kau mau shalat?” Umar berkata “Aku ingat bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda “tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat.” Bahwa shalat bagaikan kepala dari tubuh. Jadi aku harus pergi dan shalat.”

Inilah komitmen yang dimiliki orang-orang terdahulu, mereka harus shalat. "Selama aku hidup, aku harus melakukan shalat." Itulah komitmen dan koneksi yang mereka miliki berkenaan dengan shalat.
Aku akan mengutip ayat dari surat Maryam, ayat 31:

“dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”

Inilah yang diucapkan oleh Isa A.S. Ini merupakan sebuah pengingat yang sangat kuat, tentang bagaimana caranya bersikap terhadap shalat, bagaimana kita berpikir tentang shalat, dan bagaimana kita melaksanakan shalat dalam hidup kita.

Kalian lihat sendiri, kita diperintahkan beribadah, ayatnya “selama aku hidup” Hingga nafas terakhirku, maka aku harus shalat. Ini berarti tidak peduli apa yang menimpa, shalat adalah sesuatu yang harus aku lakukan hingga nafas terakhirku. Aku akan terus melakukan shalat hingga maut menjemput.

Dan Rasulullah S.A.W. mencontohkan hal ini, dia sendiri melakukannya.Jadi ini bukan hanya kata pepatah yang indah, bukan hanya sebuah slogan yang indah, karena Nabi Muhammad S.A.W. melakukannya.

Sekitar seminggu sebelum Rasulullah S.A.W. meninggal, dia sakit parah. Dan Rasulullah S.A.W. tidak bisa berdiri, apalagi berjalan. Jadi Rasulullah S.A.W., apa yang dilakukannya? Rasulullah mengirim dua orang sahabat, yang datang ke rumahnya. Mereka membawanya, mereka menaruh melingkarkan tangannya di pundak mereka, dan mereka benar-benar membawa Rasulullah untuk menunaikan shalat. Jadi Rasulullah tetap pergi shalat dalam kondisi seperti ini. Hal ini mengajarkan kita, bahwa kita harus shalat hingga nafas terakhir.