Definisi Surga dalam Pandangan berbagai Agama


Oleh: Haji Moh. Ridwan 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


rambu rambu menuju surga
Surga atau sorga berasal dari bahasa Sanskrit (Sanskerta) yaitu svarga, kemudian diserap dalambahasa Indonesia yaitu surga dan dalam bahasa Jawa yaitu swarga.Svarga berasal dari dua suku kata,svar yang artinya cahaya dan gayang artinya perjalanan. Berarti, surga pada mulanya mempunyai makna perjalanan menuju cahaya atau menjadi satu dengan cahaya. Ini adalah pandangan surga dalam agama Hindu. Dalam kamus basa Jawa, swarga merupakan alam yang penuh kenikmatan tempatnya para sukma orang-orang yang hidupnya penuh dengan kebajikan. Dalam pengertian semula, surga itu adanya ya sekarang ini. Tidak menunggu hingga hancurnya alam semesta ini.
Menurut agama Buddha, surga juga ada di dunia ini. Bukan suatu yang ada di luar dunia. Dari lima jenis alam dalam agama Buddha, surga berada di tingkat ke-tiga. Tingkat paling dasar yaitu neraka kemudian alam manusia, tingkat ke-tiga yaitu surga, ke-empat alam rupaloka dan yang terakhir alamarupaloka. Tujuan akhir manusia menurut Buddha adalah nirwana (nirvana). Kata ini sebenarnya berarti padam. Bukan tidak ada. Suatu kebahagiaan luar biasa yang tak terjangkau indra. Itulah nirwana. Jadi, tujuan akhir manusia menurut Buddha adalah nirwana bukannya surga. Intinya, baik Hindu maupun Buddha surga hanyalah sasaran untuk dapat melanjutkan perjalanan spiritual manusia. Bukan perjalanan akhir untuk mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan.
Dalam pandangan Islam, surga adalah tempat bagi hamba-hamba Allahyang beriman kepada Nya dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Tempat yang memberikan kenikmatan hidup yang belum pernah dirasakan ketika hidupnya di dunia dan sebagai balasan atas jerih payahnya memenuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Tetapi sebenarnya, dalam Al-Qur’an tidak ada kata surga. Yang ada hanyalah jannah (jamak: jannât). Dan jannah itu seluas bumi dan langit. Jannah tidak hanya satu, melainkan sebanyak manusia yang akan menempatinya. Jannah berarti kebun atau taman. Dalam benak kita tergambar banyak pohon buah-buahan yang ada di dalamnya atau tempat peristirahatan, ada sungai-sungai untuk rekreasi, ada kamar peristirahatan dengan dipan-dipan yang tertata anggun. Kita juga membayangkan ada bidadari-bidadari yang cantik dan masih muda yang tak akan pernah tua dan akan jadi istri kita jika kita masuk surga.
Dari sudut tata bahasa, kata jannah berasal dari kata kerja jan-na [ﺠﻦ] yang artinya menutupi, menyembunyikan atau menudungi. Maka, dalam kiasan, jannah merupakan sesuatu yang masih tersembunyi, tertutup dari pandangan mata fisik atau mata jasmani.
Allah menguji manusia agar berlomba-lomba menuju (kembali) kepada Allah dengan surga. Semua ibadah yang kita lakukan hendaknya lebih mengharap ridho Allah sedangkan pahala adalah Allah yang menentukan.
Nama-nama Surga yaitu Jannatu’l-Firdaus(yaitu surga yang tertinggi). Jannatu’l-Adn, Jannatu’l-Khulûd, Jannatu’n-Na’îm, Jannatu’s-Salâm, Jannatu’l-Jalâl, Jannatu’l-Ma’wa.
Adapun macam-macam Surga antara lain:
  1. Jannatu’l-Ikhtishash, ialah surga yang diperuntukkan mereka:
    1. anak-anak kecil yang meninggal sebelum dikenakan kewajiban agama.
    2. siapa saja yang dikehendaki Allah.
    3. mereka yang hilang akalnya, kelakuannya baik ketika masih normal, kemudian menderita sakit ingatan sehingga meninggal.
    4. mereka yang percaya ke-Esaan Allah yang diperoleh karena menyelidiki sendiri terhadap bukti-bukti ke-EsaanNya yang bertebaran di alam semesta/dunia fana.
    5. mereka yang hidup pada periode dua Rasul, yang tidak sampai dakwah Rasul kepadanya.
    6. mereka yang menerima dakwah ahli tauhid kepadanya, sungguh pun tidak seasli yang dibawa Rasulnya.
  2. Jannatu’l-Mîrâts, yaitu surga yang disediakan bagi mereka yang tadinya kafir, kemudian beriman. Karena tempat-tempat tersebut tidak jadi diisi, maka diberikan atau diwariskan kepada mereka, di samping tempat-tempat yang ditentukan sendiri bagi penghuni surga (Q.S. Al-Hadîd: 10).
  3. Jannatu’l-‘Amal, yaitu surga yang disediakan bagi mereka orang-orang Mukmin berdasarkan amal perbuatan mereka ketika hidupnya di dunia.
petunjuk ke surga atau ke neraka
jalan yang salah bisa menuntun ke neraka, jadi jangan salah pilih jalan