Kisah Malam Pertama Di Alam Kubur


Oleh: Haji Moh. Ridwan 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


Alam kubur adalah tempat kita setelah di dunia. Banyak yang mengatakan alam kubur itu menakutkan. Memang benar, tapi itu bagi orang yang tidak beriman. Berikut ini ada sebuah kisah tentang malam pertama di alam kubur.

Umar bin Abdul Aziz, salah seorang penguasa di antara penguasa-penguasa Dinasti Umawiyah, sebelum menjadi khalifah, setiap hari mengganti pakaian lebih dari satu kali. Ia memiliki emas dan perak, pembantu dan istana, makanan dan minuman serta segala yang ia inginkan.

Tapi, seperti dikisahkan Dr Aidh Al Qarni dalam bukunya Sentuhan Spiritual terbitan Al Qalam, ketika Umar bin Abdul Aziz memangku kekhalifahan dan menjadi penanggung jawab urusan kaum Muslimin, ia meninggalkan semua itu, sebab ia ingat malam pertama di dalam kubur.

Umar bin Abdul Aziz berdiri di atas mimbar di hari Jumat. Ia kemudian menangis. Ia telah dibaiat umat Islam sebagai pemimpin. Di sekelilingnya terdapat para pemimpin, menteri, ulama, penyair dan panglima pasukan.

Ia berkata, ”Cabutlah pembaiatan kalian!”
Mereka menjawab, ”Kami tidak menginginkan selain Anda.”
Umar bin Abdul Aziz kemudian memangku jabatan itu, sedang ia sendiri membencinya.

Tak sampai seminggu kemudian, kondisi tubuhnya sangat lemah dan air mukanya telah berubah. Bahkan, ia tidak mempunyai baju kecuali hanya satu. Orang-orang bertanya kepada istrinya tentang apa yang terjadi pada khalifah.

Istrinya menjawab, ”Demi Allah, ia tidak tidur semalaman. Demi Allah, ia beranjak ke tempat tidurnya, membolak-balik tubuhnya seolah tidur di atas bara api. Ia mengatakan, ”Ah, ah, aku memangku urusan umat Muhammad SAW, sedang pada hari kiamat nanti aku akan dimintai tanggungjawab oleh fakir dan miskin, anak-anak dan para janda.”

Salah seorang ulama berkata kepadanya, ”Wahai Amirul Mukminin. Kami melihat Anda di Makkah sebelum menjabat kepemimpinan, Anda berada dalam kondisi penuh nikmat, sehat dan bugar. Gerangan apa yang telah mengubah diri Anda?”

Umar bin Abdul Aziz kemudian menangis hingga tulang rusuknya nyaris terkilir. Umar berkata kepada ulama yang tak lain adalah Ibnu Ziyad.

”Wahai Ibnu Ziyad, bagaimana bila engkau melihatku di dalam kubur setelah tiga hari, satu hari aku melepaskan pakaianku dan aku berbantal debu, meninggalkan kekasihku, meninggalkan teman-temanku? Bagaimana jika engkau melihat setelah tiga hari? Demi Allah, engkau akan melihat pemandangan yang buruk!”
Maka, kita meminta kepada Allah SWT untuk mendapatkan perbuatan baik.

Aidh Al Qarni kemudian berkata, ”Demi Allah, seandainya seorang pemuda hidup seribu tahun dari umurnya dengan mengurusi urusannya, menikmati semua kelezatan selama seribu tahun itu, mencicipi kelezatan selama seribu tahun itu di dalam istana yang dihuninya, ia tidak akan terlena oleh bingung sepanjang hidupnya.”

”Tidak, kebingungan itu tidak bisa ditolak dari dalam dadanya. Tidaklah semua kenikmatan selama seribu tahun itu cukup untuk memenuhi satu malam di dalam kuburnya,” kata Aidh Al Qarni mengingatkan.

Utsman bin Affan ketika mendengar jenazah tersiar, ia menangis sampai pingsan sehingga orang-orang membawanya seperti jenazah ke rumahnya. Mereka bertanya kepadanya dalam satu kesempatan, ”Apa yang terjadi padamu?”

Utsman menjawab, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, ”Kuburan itu tempat pertama di akhirat.” Hadits Riwayat Ahmad.

Jika seorang hamba selamat darinya, maka sungguh ia sangat berbahagia. Tapi jika ia disiksa di dalam kubur, kita berlindung kepada Allah SWT, sungguh ia telah merugi di akhir keseluruhannya.

Aidh Al Qarni mengisahkan dalam bukunya Sentuhan Spiritual Aidh Al Qarni, ”Kubur itu dari sebagian taman surga atau lubang dari sebagian lubang neraka. Jika ia baik, maka yang setelahnya merupakan yang terbaik di sisi Tuhan. Tapi jika buruk, maka setelahnya lebih menyengsarakan bagi hamba yang berpaling dari jalan Allah.”

Aidh Al Qarni melanjutkan, Aku mendatangani kuburan, aku kemudian memanggilnya, ”Di manakah orang yang diagungkan dan orang yang dihinakan? Mereka semua musnah, tiada pemberi kabar. Dan, mereka semua mati dan kabar itu pun mati.”

Wahai orang yang bertanya kepadaku tentang orang-orang yang telah berlalu, tidakkah engkau mengambil pelajaran dari sesuatu yang telah berlalu. Anak-anak orang kaya itu pergi dan berlalu, maka keindahan bentuk itu pun dihapuskan.

Aidh Al Qarni mengisahkan, aku datang ke kuburan. Kuburan para pemimpin dan para bawahan. kuburan raja dan rakyat jelata, kuburan orang-orang kaya dan orang-orang miskin. Semua sama di sisi Allah.

Apakah Anda melihat kuburan yang unggul dari kuburan yang lain? Apakah malaikat itu terjun ke dalam kubur yang terbuat dari emas atau perak? Demi Allah, ia telah meninggalkan kerajaan, istana, tentara dan segala sesuatu yang ia miliki. Ia mengenakan sepotong kain, seperti yang kita kenakan. Dan, ia pun dikuburkan di dalam tanah.

”Wahai Anak Adam, ibumu telah melahirkanmu dalam keadaan menangis, sementara orang-orang di sekelilingmu, tertawa penuh rasa bahagia. Maka, beramallah untuk dirimu agar engkau menjadi orang yang tertawa penuh bahagia ketika orang-orang di sekelilingmu menangis pada hari kematianmu.”

Di antara manusia, masih ada yang beramal untuk hari kematian itu. Mereka selalu siap untuk bertemu dengan Allah SWT. Mereka selalu mengamati detik kematian itu dalam setiap saat.